YAN Blog's Neo

Jumat, 03 Oktober 2008

Teknologi WEB

TEKNOLOGI WEB
Web adalah jaringan penghubung antar terminal. Namun secara popularity of meaning, web adalah media pemrograman yang menggunakan bahasa pemrograman baik statis maupun dinamis dimana digunakan untuk mencari informasi dan saling berinteraksi antar pengguna IT.
Teknologi web(sekarang) itu sendiri terdiri dari tiga generasi, yaitu generasi Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0. Semakin tinggi tingkat generasi suatu web, fasilitas dan daya guna web tersebut semakin baik.

Web 1.0
Web 1.0 adalah keluaran pertama dari Tim Berners Lee (pencipta web) yang digunakan untuk publikasi informasi melalui via Internet dan jaringan dengan sistem satu dua arah, yaitu pembaca dapat membaca isi Web, namun tidak dapat menggunakan fasilitas web dan berkomentar. Web ini hanya digunakan untuk sekedar dibaca untuk pengguna(pengunjung) dan menulis dari pembuat Web itu sendiri. Dengan kata lain, Web 1.0 hanya digunakan oleh para komunitas IT dan pelaku utama perusahaan dari pengguna tersebut. Pada sistem jaringan, Web 1.0 menerapkan langkah Client-server yaitu Peer to peer.

Di lain pihak, bahasa pemrograman dari Web ini masih mengandalkan HTML sebagai bahasa utama dan XML sebagai pelengkap. Maka, pembaca hanya dapat membaca dan menyema’ah isi dari materi Web karena pembaca/pengunjung tidak dpat men-Download file yang ada di dalam web tersebut.

Untuk menjadi member dari web itu sendiri serta mengiklankan suatu produk untuk para khalayak, dibutuhkan cara yang rumit dimana sering disebut dengan Personal Website(sekarang adalah Blogging). Sumber informasi diletakkan dalam Britanica Online(sekarang Wikipedia) dimana seluruh sumber informasi dan ilmu pengetahuan diletakkan pada link tersebut.

Web 1.0 hanya digunakan untuk mempublikasi(publishing) berita dan Artikel secara individu/group, tetapi pembaca tidak dapat berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat dari Host. Apabila berita tersebut ada kesalahan, selamanya akan tetap salah sebelum Host mengetahui sendiri kesalahannya dan mampu merubahnya. Hal itu dapat menimbulkan kebohongan public yang fatal bila informasi tersebut ditela’ah oleh pembaca. Suatu kesalahan akan sulit diubah apabila tidak ada yang mengingatkan. Pihak pembaca tidak dapat melakukan apapun untuk memberi tahu kesalahan Host dalam mempublikasikan berita.

Web 2.0
Beberapa rumor dari para masyarakat IT berpendapat bahwa Web 2.0 adalah versi baru dari Web 1.0. Mereka menyangka bahwa Web2.0 adalah wujud revolusi Web yang lebih canggih dengan berbagai macam kemampuan-kemampuan yang belum ada pada web versi sebelumnya, yaitu web 1.0. Perlu diketahui bahwa ternyata semua pendapat tersebut adalah fiktif belaka. Hal yang sebenarnya terjadi adalah Web 2.0 bukanlah teknologi baru. Ironisnya Web 2.0 sudah ada sejak awal mula internet muncul.

Kenyataannya Web 2.0 hanyalah sebuah terminologi baru dalam dunia web yang digembar-gemborkan. Tujuan dari pempublikasian Web 2.0 hanyalah sebuah metode atau cara baru dalam memberdayakan Web. Terminologi Web 2.0 ini pertama kali dicetuskan oleh O’Reilly Media pada tahun 2003. Terminologi ini mengacu pada pemanfaatan web yang belakangan semakin meluas. Sebelumnya, Web hanya berisi setumpuk informasi-informasi statis yang hanya bisa dibaca oleh pengunjung. Sekarang, web telah berubah menjadi dunia interaktif dan komunikatif yang melibatkan partisipasi aktif dari pengunjung website yang bersangkutan. Contoh: pengunjung bisa ikut memasukkan konten, bermain game, memberi komentar dan sebagainya. Intinya, Web 2.0 adalah sebuah terminologi yang dibuat untuk memberi istilah pada arus baru penggunaan web yang ada belakangan ini.

Teknologi dari Web itu sendiri masih belum banyak berubah sejak awal mula munculnya. Beberapa bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, javascript, AJAX, dan sebagainya tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama. Teknologinya sudah ada sejak lama, namun pemanfaatan teknologi tersebut baru akhir-akhir ini saja bergerak kearah pembentukan aplikasi Web yang interaktif. Selain itu, pemberdayaan dan keuntungan komersial juga ikut dipertimbangkan seiring dengan berjalannya perkembangnya software dan bahasa-bahasa pemrograman. AJAX sendiri baru dipopulerkan oleh Google dengan Google Suggestnya.

Web 2.0 itu hanya sebuah istilah marketing. Tim Berners Lee sendiri mengatakan bahwa web 2.0 itu hanyalah sebuah “Piece of Jargon“. Berikut kutipan perkataannya tim Berners Lee dalam sebuah wawancara podcast:
“Nobody really knows what it means, if Web 2.0 for you is blogs and wikis, then that is people to people”. But that was what the Web was supposed to be all along.”
Intinya, Web 2.0 bukanlah sebuah teknologi baru. Web 2.0 hanyalah sebuah terminologi baru. dalam hal ini dapat dikatakan juga bahwa Web 2.0 adalah ekspansi dari Web 1.0 sehingga hubungan antar Web 1.0 dan 2.0 saling berkaitan erat.

Secara teoritis dapat dikatakan bahwa Web 2.0 merupakan teknologi web yang menyatukan teknologi-teknologi yang dimiliki dalam membangun web. Penyatuan tersebut merupakan gabungan dari HTML, CSS, JavaScript, XML, dan tentunya AJAX.

Teknologi AJAX
Dalam pengaplikasian web HTML tidak mungkin sendiri dalam membuat suatu desain yang benar-benar bagus. Oleh karena itu HTML selalu ditemani oleh CSS (Cascading Style Sheet) untuk mempercantik desain, JavaScript untuk membuat tampilan yang dinamis, dan XML (eXtensible Markup Language) yang digunakan untuk mendefinisikan format data . Teknologi penggabungan dari JavaScript dan XML saat ini yang marak disebut dengan AJAX (Asynchorous JavaScript And XML) yang lebih menekan pada pengelolaan content dalam website.

Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak mengherankan bila suatu aplikasi (software) dapat diakses secara online tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu. Software tersebut misalnya software pengolah kata (seperti MS Word) atau software pengolah angka (seperti MS Excel).

Teknologi ke depan suatu software berbasisi web tidak lagi dijual melainkan suatu fasilitas gratis yang dapat digunakan setiap waktu. Permasalahan manajemen file juga tidak merepotkan, bahkan file dapat disimpan dan juga dapat di-sharing dengan user lain. Implementasi dari teknologi Web 2.0 dapat dilihat pada aplikasi sprearsheet pada Google yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS Excel.

Tujuh karakteristik web 2.0
Web sebagai platform dimana menjadikan web sebagai tempat bekerja di manapun Anda berada. Cukup dengan membuka web browser, Anda dapat mengerjakan tugas mengetik dokumen, perhitungan keuangan, atau merancang presentasi melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan dan dapat dijalankan secara langsung melalui internet.
Adanya partisipasi dari pengguna dalam berkolaborasi pengetahuan.
Data menjadi trademarknya aplikasi
Web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan.
Dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS.
Software tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu.
Adanya kemajuan inovasi pada antar-muka (interface) di sisi pengguna.
Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML .

Perbandingan Web 2.0 dengan Web 1.0
Sebenarnya tidak ada kesepakatan adanya versi dalam aplikasi web, namun untuk memudahkan pembahasan dan menandai munculnya perkembangan teknologi web, banyak praktisi yang memberi label Web 1.0 dan Web 2.0. Perbandingan di bawah ini dibuat dari berbagai sumber agar dapat menjelaskan perbedaan antara Web 1.0 dengan Web 2.0 dengan lebih sistematis.

Perbandingan aplikasi Web 1.0 dengan Web 2.0 digambarkan Chris Wolz (2008) dalam presentasi seminar tentang Web 2.0 dan Media Sosial. Ia menggambarkan hubungan yang searah, statis, dan saling berdiri sendiri antara pemilik/penerbit situs dengan pembacanya dengan fokus adalah “saya” sebagai pemilik situs dan situs itu sendiri. Dalam aplikasi Web 2.0, terdapat hubungan yang saling berjejaring antara pemilik maupun pembaca, bahkan “Anda” sebagai pembaca adalah fokus.

Inilah contoh-contoh lompatan generasi Web 1.0 ke 2.0.
  1. Web 1.0 -> Web 2.0
  2. Personal website -> Blogging
  3. Britanica Online -> Wikipedia
  4. Page views -> Cost per click
  5. Publishing -> Partisipasi
  6. Direktori (taxonomy) -> tagging (folksonomi)
  7. Stickiness -> sindikasi
  8. Screen tapping -> web service

Menurut Wikipedia, yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan. Selain itu, kemampuan Web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut akan merubah paradigma pengembang sofware dari distribusi produk menjadi distribusi layanan. Sedangkan karakter lainnya, kolaborasi dan partisipasi pengguna, ikut membantu memperkuat perbedaan pada Web 2.0. Suatu website dapat saja memasukkan beberapa bahkan tujuh karakter Web 2.0 di dalam situs yang dibangunnya. Semakin banyak karakter yang masuk ke dalam website tersebut, suatu situs akan mendekati Web 2.0. Yang terpenting bukanlah klaim sebagai Web 2.0, namun mampukah dampak perkembangan tersebut menjembatani pengguna internet dengan kepentingan perusahaan, komunitas, dan pengguna itu sendiri.

Web 3.0
Web 3.0 adalah salah satu bentuk dan bukti perkembangan web di masa depan. Terobosan ini merupakan bukti bahwa teknologi World Wide Web selalu berkembang.
Dewasa ini, dunia maya(Internet) telah banyak mempengaruhi kehidupan manusia. Hampir 75% masyarakat dunia mencari informasi hanya dengan memanfaatkan satu sumber utama, sumber itu adalah Internet itu sendiri. Semakin banyak orang yang menggantungkan perkembangan informasinya kepada Internet, teknologi yang dipergunakan dalam pembangunan sebuah situs web pun terus berkembang. Dari era pertama web dikembangkan (Web 1.0), dimana pengunjung hanya bisa mencari (searching) dan melihat-lihat (browsing) data informasi yang ada di web, kemudian bergeser pada era pengembangan web kedua (Web 2.0) di mana pengunjung mulai dapat melakukan interaksi dengan diatur oleh sistem yang ada pada web. Jenis interaksi yang dapat dilakukan pada era kedua ini antara lain untuk saling bertukar informasi (sharing), eksploitasi informasi, dan juga pembuatan komunitas-komunitas online seperti yang marak saat ini, seperti Friendster, Multiply, YouTube, dan lain-lain. Masing masing komunitas ini mempunyai kepentingannya sendiri dalam saling bertukar data maupun informasi yang mereka himpun. Dalam era inilah sebenarnya interaksi sosial dalam dunia maya mulai dikembangkan. Mulai dari era ini pulalah ide untuk mengembangkan aspek sosial sebuah web mulai dipikirkan.

Aspek sosial utama yang dimaksud adalah aspek interaksi. Bagaimana sebuah web dapat memberikan sebuah interaksi sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pemakaianya merupakan sebuah tantangan utama dikembangkannya versi Web 3.0 saat ini. Walaupun hanya bersifat virtual 3D, namun ternyata banyak yang mengharapkan perkembangan teknologi web ini dapat memenuhi kebutuhan setiap bidang informasi, bahkan setiap orang yang mengunjunginya.

Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, masyarakat kini ingin diperlakukan seperti seorang pengunjung butik dalam mendapatkan apa yang diinginkannya. Bukan seperti pengunjung supermarket yang dibiarkan mencari dan mendapatkan sendiri barang yang dinginkannya. Pengunjung sebuah web ingin dimengerti kemauannya oleh ‘toko’ penyedia informasi (dalam hal ini website). Inilah yang dimaksud dengan tantangan bagaimana sebuah web dapat mengerti dan membantu pengunjung dalam berinteraksi dengan semua informasi yang ada. Sehingga tak mengherankan jika kemudian ciri dari pengembangan web generasi ketiga ini adalah web yang bersifat ‘nyata’, benar-benar ada interaksi yang terjadi, kemudian dapat memberikan arahan atau ‘anjuran’ kepada pengunjung dalam mendapatkan informasi yang diharapkannya. Hal tersebut tentu saja juga tetap bersifat ‘provide’ atau mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan.

Web 3.0 sendiri merupakan sebuah proyek pengembangan semantic web, yaitu sebuah sistem web yang dapat melacak setiap kaitan dari kata-kata yang terangkai, berkaitan dengan arti setiap kata yang dipakai. Tujuannya tentu saja agar web dapat menjadi media umum untuk bertukar informasi melalui dokumen-dokumen yang bahasanya dapat dimengerti oleh sistem, sehingga para pengunjung web dapat dengan mudah mencari data yang tepat atau minimal berkaitan dekat dengan apa yang kita maksud. Web 3.0 sendiri merupakan sebuah realisasi dari pengembangan sistem kecerdasan buatan untuk menciptakan global meta data yang dapat dimengerti oleh sistem, sehingga sistem dapat mengartikan kembali data tersebut kepada pengunjung dengan baik.

Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang berat. Hal ini disebabkan teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang ditahui bahwa biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, maka masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang dan mengkalkulasi dampak jangka panjangnya. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

Perbedaan Web 3.0 dengan Generasi Web Sebelumnya
Saat ini, dunia web telah memasuki generasi kedua dari website atau disebut dengan web 2.0. Pada generasi sebelumnya yaitu web 1.0 memiliki ciri-ciri umum yang mencolok yaitu consult, surf dan search. Jadi pada jaman web 1.0 hanya sekedar mencari atau browsing untuk mendapatkan informasi tertentu.

Kemudian hadir web 2.0 untuk menggantikan Web 1.0 dimana interaksi sosial di dunia maya sudah menjadi kebutuhan sehingga era Web 2.0 ini memiliki beberapa ciri mencolok yaitu collaborate, share, dan exploit. Di era Web 2.0 sekarang penggunaan web untuk berbagi, pertemanan, dan kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 hadir seiring maraknya pengguna blog, Friendster, Myspace, YouTube dan Fickr. Jadi disini kehidupan sosial di dunia maya benar-benar terasa.

Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau hal-hal awam lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan individualis dan apatis.

Namun lambat laun kebiasaan dan kebutuhan orang di dunia maya selalu berubah dan bertambah. Hal ini juga sejalan dengan semakin cepatnya akses internet broadband dan teknologi komputer yang semakin canggih. Jika pada telekomunikasi sudah mulai terdengar isu era 4G, begitu juga yang terjadi pada dunia website yang juga memunculkan isu akan segera hadirnya era baru yaitu Web 3.0. Teknologi web generasi ketiga ini merupakan perkembangan lebih maju dari Web 2.0 dimana disini web seolah-olah sudah seperti kehidupan di alam nyata. Web 3.0 memiliki ciri-ciri umum seperti suggest, happen dan provide.

Dapat dikatakan bahwa, disini web seolah-olah sudah seperti asisten pribadi yang setia memandu dan memberikan informasi kepada pengguna. Web mulai mengerti kebutuhan pembaca dengan bisa memberi saran atau nasehat, menyediakan apa yang dibutuhkan. Dengan menggunakan teknologi 3D animasi, kita bisa membuat profil avatar yang sesuai dengan karakter, kemudian melakukan aktivitas di dunia maya seperti layaknya di dunia nyata. Kita bisa berjalan-jalan, pergi ke mall, bercakap-cakap dengan teman yang lain.

Di web 3.0 sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telcom berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah dapat mulai dirasakan walaupun masih belum sempurna. Pembaca dan pengunjung sudah dapat menonton acara televise di suatu channel di ponsel atau komputer, mengakses internet di ponsel, melakukan SMS dan telepon dari komputer. Hal tersebut dikarenakan konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.

Model web 3.0 sudah dapat dirasakan salah satunya adalah pada situs secondlife.com . Dan yang juga cukup membanggakan adalah Indonesia sudah mampu untuk masuk ke dunia Web 3.0 ini dengan hadirnya lilofriends.com . Situs yang sudah mendekati model Web 3.0 asli karya anak bangsa yang dikembangkan oleh dikembangkan oleh Li’L Online Games dengan engine dari Altermyth Studio.

Label:

Google Chrome


Google Chrome merupakan Browser Terbaru Keluaran Google.
Google Chrome adalah sebuah Web Browser yang diluncurkan oleh Mesin Pencari Raksasa Google. Google Chrome ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan Browser lainnya.
SEJARAH SINGKAT GOOGLE CHROME
Google Chrome merupakan keluaran terbaru Google sebagai Search Engine terpopuler di dataran Amerika saat ini. Google meluncurkan Google Chrome karena keoptimisannya untuk dapat menambahkan nilai kepada para pemakai internet dan pada waktu yang sama memberikan inovasi pada web browser.
Para ahli yang ada di Google sering meluangkan waktu mereka untuk mendiskusikan system perencanaan dan konstruksisasi search engine lewat e-mail dan saling berhubungan dengan para programmer terbaik Amerika kelas dunia. Karena sering menggunakan internet, mereka mulai serius berpikir untuk membuat sebuah browser dan membangun semua unsur - unsur terbaik di dalamnya. Mereka menyadari bahwa web telah meningkat dari halaman teks sederhana ke aplikasi yang interaktif. Apa yang benar - benar diperlukan bukan hanya suatu browser, tetapi platform modern untuk halaman web dan aplikasi dan sejak itulah Google mulai membangun browser baru, yaitu Google Chrome.
Hal tersebut hanyalah sebuah permulaan dari pemikiran-pemikiran dibentuknya search engine yang termodifikasi sedemikian efisien dan lebih praktis. Namun, Google Chrome adalah masih jauh dari sempurna. Mereka meluncurkan versi beta ini untuk Windows, dan mulai di diskusikan untuk lebih luas lagi. Mereka bekerja keras di tempat mereka bekerja untuk membangun versi Mac, versi Linux dan melanjutkan untuk membuat lebih sempurna dan lebih cepat lagi.
Suatu web menjadi lebih baik lagi dengan memperbanyak pilihan dan inovasi. Salah satunya adalah Google Chrome dan mereka akan selalu berkontribusi untuk membuat web menjadi labih baik.
PERTAMA KALI MEMBUKA GOOGLE CHROME
Apabila Search Engine dibuka, maka pertama kali yang muncul adalah system tersebut akan mengkonfirmasi apakah pengguna mau mengimport data-data dari browser lain seperti Firefox, IE, dll. Address Bar dibuat mirip dengan Firefox 3, punya Caption dan URL search, jadi cukup mengetikan URL atau Title dari sebuah page, para pengguna search engine tersebut akan diberi list URL yang relevan, hanya saja awal - awal proses penampilannya terasa lebih lambat dibanding Firefox 3, namun setelah dibiarkan beberapa menit, sudah sama cepatnya dengan Firefox 3. Di Chrome, Address Bar juga berfungsi sebagai Search Box, dalam artian jika mengetik sebuah keyword (bukan URL), maka akan langsung berpindah ke halaman search (defaultnya adalah Google Search). Juga, setiap page yang dibuka akan masuk ke halaman Most Viewed (halaman yang muncul saat membuka tab baru).
KEUNGGULAN GOOGLE CHROME
Google Chrome memiliki keunggulan yang dapat memberikan perbedaan yang seknifikan dari seluruh search engine yang lainnya sekaligus search engine sebelumnya. Beberapa keunggulan dari Google Chrome adalah:
Space Lega
Yang paling terasa beda adalah Menu Bar dan Bookmark Bar lenyap (juga statusbar yang auto hide), ada ruang ekstra untuk melihat page yang sedang dibuka. Jadi lebih terasa nyamannya browsing dengan Chrome
Pencarian Teks (Updated)
Pencarian teks di Chrome memberikan kenyaman bagi para pengguna mesin pencari tersebut, yaitu pada saat mengetikan keyword, Chrome langsung mencari semua teks yang relevan dan menandainya dengan warna kuning transparan. Di beberapa bagian scrollbar Chrome juga akan ditandai dengan warna kuning yang berarti teks yang relevan ada di posisi scrollbar tersebut. Find Prev / Next keyword juga mudah karena ada tombol Up / Down disebelah kolom keyword. Seluruh pengguna tetap dapat menggunakan shortcut F3 untuk find prev / next.
Satu Kotak Untuk Semua
Di Google Chrome, konsumen dapat membuka apapun di web dengan satu kotak saja. Pada Panel alamat yang terdapat di bagian atas jendela Chrome biasa tersebut dapat meringkas kerepotan ber-Internet karena berfungsi ganda sebagai kotak penelusuran. Konsumen juga dapat menggunakan panel alamat untuk menandai situs Web dan mengetahui keamanan situs Web.
Halaman Tab Baru
Bila membuka tab baru, Google Chrome telah mengisinya dengan informasi bermanfaat. Dengan sekali klik, maka dapat langsung membuka sumber informasi Web yang paling sering digunakan. Untuk membuka halaman Tab Baru, klik ikon + di sebelah tab terakhir.
Kontrol Kerusakan
Setiap tab yang digunakan dijalankan secara terpisah di browser, sehingga jika salah satu aplikasi rusak, maka aplikasi lainnya tidak akan terpengaruh.
Mode Penyamaran
Bila ingin menjelajah dalam mode ’siluman’, misalnya untuk merencanakan kejutan seperti hadiah maupun ulang tahun, Google Chrome menawarkan mode jelajah penyamaran. Halaman Web yang dibuka dan file yang di-Download sewaktu menggunakan penyamaran tidak akan disimpan dalam riwayat penelusuran dan Download. Semua cookie baru terhapus setelah jendela penyamaran ditutup. Konsumen dapat menjelajah seperti biasa dan dalam mode penyamaran pada saat yang sama menggunakan jendela terpisah.
Penelusuran Aman
Google Chrome akan menampilkan peringatan jika alamat Web yang tercantum pada sertifikat tidak sesuai dengan alamat situs Web yang akan diakses oleh Chrome.
Bila terhubung ke situs Web aman, server yang berperan sebagai Host situs Web tersebut akan memberikan sertifikat kepada Chrome dan browser lainnya untuk memverifikasi identitas. Sertifikat ini berisi informasi seperti alamat situs Web yang dikonfirmasi oleh pihak ketiga yang dipercaya komputer. Dengan mencocokkan alamat dalam sertifikat dengan alamat situs Web, dapat dipastikan seluruh pengguna berkomunikasi secara aman dengan situs Web yang dituju, dan bukan pihak ketiga (misalnya, hacker di jaringan).
Pendapat Saya mengenai Google Chrome
Pertama kali dibuka, chrome nyaris tidak terasa bebannya di resource CPU. Misalkan pada CPU hanya memakai Dual-Core 3,0Ghz; DDR2 1024Mb; VGA OnBoard, dan sudah mencoba buka tab sampai 20an, kinerja CPU terhadap Google Chrome tetap sejalur tanpa gangguan. Menurut saya, google Chrome ini ringan dan dan mudah untuk dijalankan. Selain itu, kelengkapan dari Google itu sendiri semakin kompleks sehingga kita dapat dengan praktis menggunakan fasilitas yang cukup memadai.
Lain-Lain
Kemungkinan alasan ditampilkannya tanda mencakup:
Komunikasi server dihentikan oleh seseorang di Web yang memberikan sertifikat untuk situs Web lain. Hal ini akan menyebabkan ketidakcocokan.
Server mungkin dikonfigurasi agar mengembalikan sertifikat yang sama untuk beberapa situs Web, termasuk situs yang akan Anda kunjungi, meskipun sertifikat tersebut tidak valid bagi semua situs Web tersebut. Misalnya, sertifikat mungkin menginformasikan bahwa alamat Web seharusnya adalah www.xyz.com, namun kami tidak dapat memverifikasi bahwa situs Web ini sama dengan xyz.com.
Jika benar-benar yakin bahwa kedua situs Web tersebut sama, pengguna dapat membuka situs Web dengan mengklik tombol Tetap lanjutkan. Secara umum, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan, lalu klik tombol Kembali demi keamanan yang akan membawa Anda kembali ke halaman Web yang dikunjungi.

Label:

Perbedaan Sistem Informasi dengan Jurusan Komputer Lainnya

ILMU PER-KOMPUTERAN

SEJARAH ILMU PER-KOMPUTERAN
Pada awalnya, keberadaan ilmu-ilmu komputer dianggap statis dan tanpa perbedaan antara ilmu komputer satu dengan yang lainnya. Masalah mulai muncul setelah diketahui manfa’at ilmu komputer beserta perangkatnya terhadap berbagai bidang kerja. Saat itulah muncul gagasan untuk mengelompokkan ilmu-ilmu tersebut dalam ruang yang berbeda, namun dalam tingkatan ilmu yang sama.

Saat itulah muncul beberapa asosiasi yang mulai merilis ilmu-ilmu tersebut dan menerapkannya dalam program kerja bidang teknologi, bisnis, program, dan perangkat itu sendiri. Asosiasi tersebut diantaranya adalah The Computer Society, The Association of Computing Machinery, dan The Association of Information Systems. Maka dokumen bertajuk Computing Curricula 2005 telah berhasil diciptakan oleh ketiga asosiasi tersebut.

Ketiga asosiasi kenamaan dunia tersebut bergabung membentuk suatu gugus tugas untuk menyusun kurikulum terkait dengan dunia komuter, yang kemudian diterapkan untuk banyak institusi pendidikan seluruh dunia. Dokumen Computing Curricula 2005 yang dirilis pada 30 September 2005 itu sendiri secara tegas membedakan antara disiplin ilmu CE, CS, IS, IT dan SE. Perkembangan disiplin ilmu perkomputeran tersebut terbagi atas dua tahap masa, yaitu sebelum tahun 1990-an dan setelahnya.

Sebelum Tahun 1990
Sekitar tahun 1960, disiplin ilmu yang berkembang masih sangat sederhana. Untuk urusan utak-atik hardware, dapat memilih electrical engineering (EE). Kemudian, masih di masa yang sama, CS lebih banyak bermain di rekayasa software, sedangkan IS lebih kepada mengeksplorasi manfaat hardware dan software untuk membantu menyelesaikan problem bisnis. Dengan semakin berkembangnya teknologi mikroprosesor berbasis chip (chip-based) yang dimulai pada pertengahan 1970-an, maka secara perlahan CE menjadi suatu ilmu dengan spesialiasi khusus, yang merupakan pemekaran dari EE.

Setelah Tahun 1990
Akhirnya berbagai disiplin ilmu dalam dunia komputer saling membentuk diri mengikuti perkembangan jaman. CE menjadi semakin solid dengan sistem penciptaan programnya dan terpisah dari EE yang tetap merambati Hardware. Kemudian CS berkembang demikian pesat, sehingga disiplin ilmu SE yang solid di bidang pengembangan Software dimana sebelumnya berada di dalamnya, akhirnya menjadi mandiri. Hal itu terjadi karena dibutuhkan suatu keahlian yang sangat spesifik untuk dapat menghasilkan sebuah software yang baik. Saat itu mulai meluas kesadaran bahwa pembuatan software yang baik adalah sangat sulit, sangat mahal dan sangat diperlukan.
Kemudian IS juga berkembang seiring dengan tuntutan dunia bisnis yang membutuhkan kehandalan pengelolaan hardware dan software dalam mendukung kinerjanya.
Disiplin ilmu IT berkembang pada era akhir 1990-an. Ilmu IT berkembang lantaran diperlukan satu disiplin ilmu lagi dalam dunia per-komputer-an yang akan membantu suatu organisasi atau institusi dalam menjamin kelayakan infrastruktur komputer dikaitkan dengan kesiapan dari sisi internal, semisal kesiapan sumber daya manusia terkait.

Perbedaan Information Systems (IS) dengan ilmu komputer lainnya.
Di dalam dokumen ciptaan tiga asosiasi tingkat dunia yaitu Computing Curricula 2005 tersebut menjelaskan deskripsi masing-masing dari ilmu-ilmu komputer yang ada saat ini. Secara singkat, deskripsi tersebut adalah sebagai berikut:

Information Systems (IS) mempelajari antara lain tentang bagaimana membangun dan mengintegrasikan solusi teknologi informasi dengan proses bisnis yang ada, sehingga suatu institusi bisnis akan dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Ilmu yang dikuasai adalah seputar metode dan teknik pengolahan data. Kemampuan masyarakat IS lebih cenderung untuk bekerja secara terbuka, yaitu cenderung melakukan observasi pasar untuk bisnis dan menyelesaikan masalah dengan berorganisasi jaringan yang berbekalkan kemampuan IT dan dihubungkan dengan pengolahan management bisnis. Oleh karena itu, masyarakat IS cenderung berpenghasilan cukup dalam jangka waktu yang lama.

Computer Engineering (CE) mempelajari antara lain tentang bagaimana mendisain dan merancang konstruksi komputer dan sistem berbasis komputer yang baik. Ilmu yang terlibat adalah tentang hardware, software, komunikasi dan tentu saja memahami proses interaksi antar bagian tersebut. Ilmu yang dikuasai adalah seputar metode dan teknik kode pemrograman. Masyarakat CE cenderung bekerja secara backdoor, yaitu dengan mencipta program dengan keberadaan Hardware seadanya di satu titik tempat secara individu atau group mikro s.d menengah. Oleh karena itu, masyarakat CE cenderung berpenghasilan besar dalam jangka waktu yang relative singkat.

Computer Science (CS) mempelajari antara lain tentang bagaimana mengembangkan robotik, computer vision, intelligence system, bio-informatika, dan hal-hal lainnya yang terkait dengan pengembangan komputer kedepannya. Untuk itu, ilmuwan komputer ini harus memelajari berbagai hal secara teoritis hingga dasar-dasar algoritma dan mengetahui cara mengimplementasikannya.

Information Technology (IT) mempelajari antara lain tentang bagaimana sebuah sistem informasi di sebuah institusi sudah tepat keberadaannya, berfungsi sesuai harapan, mudah dalam pengaturan operasional, serta aman. Selain itu aspek non-teknis semisal memahami kebutuhan dari pengguna akhir, menterjemahkan kebutuhan manajemen, dan hal-hal praktis lainnya juga dipelajari.

Software Engineering (SE) mempelajari antara lain tentang bagaimana merancang-bangun dan memelihara sebuah sistem software yang reliabel, efisien, efektif serta mudah dikembangkan dan dapat memenuhi kebutuhan dari kustomer atau pengguna

Label: